Rabu, 11 November 2009

MERAIH KEHIDUPAN YANG BAIK (HAYATAN THOYYIBAH)

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia) dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan. (QS. An Nahl (16): 97)



TAFSIR AYAT

Hayatan Thoyyibah (Kehidupan yang baik)” pada ayat di atas mempunyai banyak pengertian, di antaranya:

  1. Rizqi yang halal dan yang baik (Thoyyib)

  2. Sifat qona’ah (menerima pemberian Alloh apa adanya)

  3. Hidup yang bahagia


Perbedaan penafsiran para sahabat tentang bagaimana hakikat “Hayatan Thoyyibah (kehidupan yang baik)” tersebut (sebagaimana yang dinukil ibnu Katsir), tidaklah bertentangan dan bahkan saling melengkapi satu sama lain. Karena seorang yang beriman pada Alloh Ta’ala yang mengerjakan amal sholih baik laki-laki ataupun perempuan, akan merasakan kehidupan yang penuh bahagia karena ia dicukupi rizkinya oleh Alloh Ta’ala dengan rizki yang halal dan baik dan merasa cukup terhadap apa yang diterimanya serta terhindar dari sifat rakus dan meminta-minta. Dan inilah hakikat sa’adah (kebahagiaan).


Sabda Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam,


قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافاً وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتاَهُ (رواه أحمد)

Sungguh beruntunglah orang yang menyerahkan dirinya pada Alloh dan dia diberi rizqi yang cukup dan merasa cukup dengan apa yang Alloh Ta’ala berikan padanya” (HR. Ahmad dari Ibnu Umar Rodliyallohu ‘anhu)


FAEDAH AYAT

Dari Ayat (surat an Nahl (16): 97) tersebut dapat diambil beberapa faedah, yaitu:

  1. Seseorang yang mendambakan kehidupan yang baik di dunia dan balasan yang lebih baik di akhirat, maka hendaknya dia melakukan amal sholih. Adapun yang dikatakan amal sholih adalah amalan yang sesuai dengan tuntunan kitabulloh dan sunnah Rosul yang Shohih (Tafsir Ibn Katsir). Sebab Alloh Ta’ala hanya menerima dan membalas amal sholih yang sesuai dengan al Qur’an dan sunnah Rosululloh shollahu ‘alaihi wasallam.


Sabda Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam:


مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُناَ فَهُوَ رَدّ ٌ

Barang siapa yang beramal suatu amalan yang tidak pernah aku perintahkan atasnya, maka ia tertolak” (HR. Hakim, Shohih)


  1. Amal sholih (amalan yang sesuai dengan tuntunan Alloh Ta’ala dan Rosululloh Shollahu ‘alaihi wasallam) akan diterima Alloh Ta’ala apabila apabila ia beriman kepada Alloh dengan ikhlash, dan tidak menyekutukannya dengan segala sesuatu apapun. Sebab Alloh Ta’a tidak akan menerima semua amalan orang musyrik bahkan semua amalan yang pernah dikerjakannya gugur pahalanya karena perbuatannya.


Firman Alloh Ta’ala (QS. Surat az Zumar/39: 65)

Dan Sesungguhnya Telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az Zumar/39: 65)


  1. Agama Islam sangat memuliakan hambanya tanpa melihat jenis kelamin, Alloh Ta’ala memberi porsi dan ruang yang sama terhadap laki-laki dan perempuan dalam melakukan kebaikan. Dan Alloh akan membalas siapapun sesuai apa yang dikerjakannya tanpa mengurangi sedikitpun hak mereka.


    (Ditulis oleh: Ainur Rofiq el- Firdaus)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar